"An-Nahdliyyun Baina Al-Mutasyaddidin Wa Al-Libraliyyin."
(Merefleksi gairah pemuda nahdliyyin).
Oleh:Moh Nasirul Haq
"Nahdlatul
Ulama'" atau NU (Nahdlatul Oelama') merupakan Organisasi Islam terbesar di Indonesia. Namanya harum
terkenal diseluruh dunia sebagai penyebar akidah bermanhaj Ahlussunnah Wal
Jama'ah bahkan PCINU-PCINU saat ini sudah bertebaran diseluruh dunia. Pada masa
awal pendirian NU banyak orang berbondong-bondong masuk NU dari generasi
pemuda-pemudinya (IPPNU, Anshor, Fatayat, Muslimat) hingga kalangan Cendikiawan, Kiai dan Pemerhati. Sebab NU sebagai wadah pemersatu para Ulama' dan orang-orang
yang mencintai Ulama', sebuah organisasi yang tidak berhaluan garis keras tapi tegas dengan
keadaan.
Manhaj Pola
berfikir Nahdliyyin banyak dikaitkan oleh banyak orang dengan sosok KH. Hasyim Ash'ary
Tebuireng, KH. Wahhab Hasbulloh Tambakberas. KH. Bisri Syansuri Denanyar. Yang
merupakan tiga tokoh fenomenal NU. Dan kita juga sering mendengar sebuah kaedah
popular dari organisasi NU yaitu "Al-Muhafadlotu 'Ala Qodimis Sholih
Wal Akhdu Bil Jadidil Ashlah" (MEMPERTAHANKAN TRADISI LAMA
YANG MASIH EFEKTIF DAN MENGAMBIL INOVASI BARU YANG LEBIH BAIK). Sangat beruntung
sekali kita bisa berada dalam naungan organisasi Nahdlatul Ulama ini. Memang Di
Arab NU tidak ada, tetapi Amaliyah Nahdlatul Ulama ini sudah tidak asing lagi
khususnya bagi Ulama Sufi yang mengikuti Imam Abul Hasan Al Ash'ary dan Imam
Abu Manshur Al Maturidi.
Tetapi seiring
berjalannya waktu nampaknya NU sedang dihantam Badai. Yang mana banyak Generasi
Penerus NU tidak percaya diri lagi dengan pemikiran para Muassis(pendiri
NU) dan banyak anak muda yang malu mengaku NU bahkan tidak sedikit yang salah
jalan dan keluar dari ajaran NU. Sehingga menurut saya fenomena generasi NU
sekarang boleh dibilang:"An-Nahdliyyun Baina Al-Mutasyaddidin Wa Al-libraliyyin"(Generasi
NU berada diantara pemikiran orang-orang radikal dan orang liberal).
Biasanya generasi
pemuda NU yang belajar Sembarangan dari Medsos yang ternyata situs aliran
Radikal. Atau dari sekolah, kampus radikal di dalam atau luar negeri lalu di
Doktrin oleh mereka untuk menjadi "Al-Mutasyaddidun". Beda lagi
dengan Generasi yang memiliki pemikiran kreatif yang berlebihan, terlalu
mendewakan logika, lantas belajar pada pemikiran barat cenderung akan
menjadi"Al-Liberaliyyun."
Beberapa orang
yang notabene pemuda NU keturunan sudah banyak yang sekarang beralih pemikiran
menjadi HTI, WAHABI-SALAFI dan Liberal. Kebanyakan mereka adalah mahasiswa
berprestasi di dalam maupun luar negeri yang sedang menempuh
proses pencarian jati diri. sedangkan tempat mereka belajar setiap hari
memberikan materi tugas yang sama sekali bertolak belakang dengan Amaliyah NU,
atau juga bisa jadi karena mereka sudah tidak percaya diri lagi mengaku
Nahdliyyin.
Perang Argument
di Medsos (Media Social) sudah jadi sarapan setiap hari. Seperti yang dikatakan
sebuah pribahasa"Al Muasharoh Muashiroh" (pergaulan itu
mempengaruhi),pemuda NU yang sering bergaul dengan kalangan
"Mutasyaddidun" pemikirannya akan menjadi Radikal, dan yang sering
berkumpul dengan penyeru keadilan siluman dan sok perduli HAM cenderung
berfikir lebih Liberal.
Namun perlu di
ingat, Ini tidak bisa dianggap menjadi kesalahan Nahdlatul Ulama seutuhnya.
karena setiap Generasi NU sekarang lebih kritis dan lebih bersifat ingin tahu
dari sebelumnya. Dan setiap pemuda ingin memberikan kontribusi perubahan bagi
NU. Bedanya mutasyaddidun ingin merubah dengan cara menghancurkan pondasi akar
NU, sementara libraliyun ingin memberikan Inovasi yang sensasional dan terkesan
bertolak belakang dengan Syariat Islam. Meskipun keduanya bukan justru
memperbaiki NU tapi malah membuat NU berantakan.
Barangkali mereka
ingin menerapakan kaedah poluler NU. Yang mana "Al-mutasyaddidun"
ingin mengembalikan islam kepada masa masa awal dengan dalih almuhafadzoh
'ala qodimis sholih (mempertahankan tradisi yang baik) sehingga mudah
membid'ahkan orang yang melakukan hal baru atau juga terlalu idealis dengan
ideology dan tidak realistis terhadap realita.sementara dilain sisi
"Al-Libraliyyun" ingin memberikan Inovasi untuk NU dengan menerapkan
kaedah Al'akhdu bil jadidil Ashlah (mengambil inovasi baru yang lebih
baik) sehingga hal baru yang menurut logika mereka baik menjadi ukurannya
dan menganggap kuno pemikiran lama dan harus ditinggalkan. Saya kirainilah
akibat dari penerapan akidah yang separuh-separuh.
Mereka yang lazim
disebut dengan "Al-Mutasyaddidun" (orang-orang Radikal) yang tidak
memperhatikan aspek maslahat menyeluruh bagi ummat, mereka juga jumud dalam
konteks dalil. Kerap kali orang Mutasyaddidun mempermasalahkan masalah
Furu'iyah (cabangan agama) lalu masalah cabangan ini mereka jadikan tolak ukur
inti agama antara orang tersebut beriman atau tidak. Makanya Tak jarang mereka
menganggap masalah Furu'iyah ini sebagai hal paten yang tidak bisa ditolerir
dengan merasa paling benar sendiri. Dan siapapun yang bertentangan dengan
mereka dianggap Sesat, Fasiq, atau Minimal dianggap meremehkan agama, Kalau
mereka kebablasan mereka sangat Ekstrim yang mana selain mereka dianggap bukan
pengikut Nabi. Itu bisa anda buktikan jika ada orang yang mudah mengatakan
bid'ah.
Mereka "mutasyaddidun"
disibukkan dengan Furu'iyah (cabangan agama) padahal kadar ukuran kekafiran
seseorang adalah jika menyalahi Mas'alah Ushuliyah (pokok agama). Berikut 17
keyakinanyang membedakan pemahaman antara Mutasyaddidun dan Nahdiyyin:
1. Mensifati bahwa Alloh
memiliki ruang (tempat).
2. Menganggap Madzhab
Ash'ary memiliki banyak kekurangan.
3. Mengingkari 4 empat
Madzhab Fiqh (Hanafi, Maliki, Syafi'I, Hambali).
4. Mendahulukan fatwa tanpa
memiliki spesialisasi &tidak memiliki kaedah kongkit
5. Memiliki pehamaman yang
dangkal dalam memaknai Bid'ah
6. Mengharamkan Tawassul
7. Mengharamkan sholat di
masjid yang ada kuburannya dan mereka berfatwa wajib untuk menghancurkan masjid
tersebut.
8. Melarang mengambil
berkah (tabarruk) pada orang Sholih.
9. Melarang perayaan Maulid
Nabi Muhammad s.a.w
10. Mengharamkan Ziarah
kubur juga ziarah ke Makam Rosululloh s.a.w
11. Menganggap orang yang
mengharap pertolongan kepada Nabi adalah Syirik kecil.
12. Menganggap orang tua
Nabi Ahli Neraka.
13. Menganggap Mayyit tidak
bisa merespon peziarahnya.
14. Tidak setuju Dzikir dan
Wiridan berjama'ah.
15. Menganggap pengguna'an
Tasbih adalah Bid'ah.
16. Menilai penampilan Luar
dari pakaian.
17.
Bertindak tanpa berfikir dan mencampur aduk antara
Nasehat dan ilmu.
DiIndonesia beberapa tambahan yang sering
mereka perselisihkan seperti pelarangan Tahlil, melarang Qunut, mengajak
menddirikan khilafah, melarang Istighotsah dan Manaqib.
Telah banyak kitab karya para ulama yang memiliki spesialisasi
akidah guna MengKanter pemikiran mereka. Diantaranya :
§ Kitab Sifaus Siqom karya
Al-imam Al-Hafidz Qodli Qudlot Syaikhul
Islam Attaqi Abul Hasan 'Ali bin Abdul Kafi As-Subki Al-Anshori Al-Khozroji
(683-756 H). mujtahid dizamannya, hafal ratusan ribu hadits, penafsir Al Quran,
dan memiliki banyak karya.
§
Kitab Jawahir Munaddzom karya Al-imam Al-Faqih Ahmad
Bin Muhammad Bin Hajar Al Haitami As-Sa'diy Al-Anshori Ibnu Hajar Al-Atsqolani
(909-974 H) merupakan penutup Ulama yang mentahqiq madzhab syafi'ie. Dilahirkan
di kota mahlah di mesir dan wafat di Makkah al Mukarromah, memiliki banyak
karya diantaranya yang fenomenal tuhfatul muhtaj bisyarhil minhaj dan kitab
fathul bari.Beliau juga hafal ratusan ribu hadits.
§ Kitab Syawahidul Haq
karya Al-Allamah Al-Adib Al-Wali Abul Mahasin Yusuf Bin Ismail Bin Yusuf
An-Nabhani (1265-1350 H). ulama yang sangat alim Lahir di palestina belajar
pada ulama palestina lalu melanjutkan studi di Al Azhar dan menjadi Qodli di
Beirut Lebanon.
§ KitabKhulasotul Kalam
dan kitab Durorussaniyah karya Mufti Syafi'iyah di Mekkah al
Mukarromah Syeh Ahmad Zaini Dahlan (1231-1304 H) dilahirkan di Mekkah dan wafat
di Madinah Al Munawwaroh. Memiliki banyak karya yang menjadi rujukan.
§ Kitab Showaiqul Ilahiyah
dan kitab Arroddu 'Ala Man Kaffaro Al-Muslimin Bisababi Nadzar
Lighoirillah karya Syeh Sulaiman Bin Abdul Wahhab Bin Sulaiman Attamimi
An-Najdiy saudara kandung tokoh pendiri wahabi Muhammad Bin Abdul Wahhab dan
sangat menentang pemikiran saudaranya sendiri. (wafat 1210 H)
§ Kitab Sulhul ikhwan
karya Syeikh Daud Bin Sulaiman Al-Baghdadi An-Naqsyabandi Al-Kholidi
As-Syafi'ie dikenal dengan sebutan Ibnu Jirjiz (1231-1299 H) pakar Fiqh dari
Baghdad irak. Lahir dan wafat di Baghdad. Sempat tinggal di makkah 10 tahun.
§ Kitab Furqunul qur'an
karya Al-Allamah Al-Muhaqqiq Al-Mursyid Robbani Assyeikh Salamah Bin Hindi
Salamah Al-Azzamiy Al-Qodloiy An-Naqsyabandi Assyafi'ie (1298-1376 H) belajar
di kota Qolyub mesir, dilanjutkan ke Al-Azhar, berhasil mendalami perjalanan ke
rohaniahannya dibawah bimbingan Assyeikh Al-wali Muhammad Amin Kurdi.
§ Kitab Baroatul Ash'ariyyin Min
Aqoidil Mukholifin karya Sayyid Muhammad Al-Arobi Al-Maliki Al-Makki
(1315-1390 H) seorang pakar ilmu berasal dari al jazair.mengajar di Madrasah
Al-Falah di Makkah. Wafat di Mekkah dan dimakamkan dipekuburan Ma'la.
§ Kitab Goutsul Ibad karya
Al-Allamah Mustofa Abu Saif Al-Humami. Merupakan orang alim yang mulia, dan
merupakan khotib masjid Az-Zainabi di Cairo, Mesir (wafat 1368 H).
§ Kitab An-Nafsurrohman
karya Syeikh Ismail Bin Mahdi Bin Humaid AL-Ghurbani berasal dari desa
Al-Mulhamah kota Ibb yaman. Seorang alim yang aktif sebagai pengajar. Memiliki
susunan yang baik, ahli berdzikir zuhud dan sufi, para akhir hidupnya berada di
kota udain dan wafat disana sekitar awal abad ke 14 H.
Beda lagi dengan
"Al-Liberaliyyun"yang semakin hari semakin tumbuh subur di bumi
pertiwi. Statement dan komentar mereka di TV dan Sosmed hampir kita temui
setiap haridan selalu menjadi trending topic. Biasanya mereka membawa bendera
Keadilan dan Hak Asasi Manusia (HAM), mereka menawarkan pembaharuan islam yang
toleran tanpa ada batasan. Bahkan dalam sebuah pernyataan seorang Liberal dari
Mesir bernama "Islam Buhairi"misalnya dia mengatakan;
· "kita wajib membuang pemikiran
islam dari kitab salaf."
· "kita boleh menafsirkan Al-Qur'an
semau kita."
· "pemikiran yang kita utarakan
memang untuk merusak akal orang-orang yang beriman dan membuatnya menjadi ragu,
sebab keraguan adalah keyakinan yang seutuhnya."
· "Kita harus melepaskan diri dari
ulama sejak abad kedua" (dia menganggap selama 1200 tahun kita semua
berada dalam kesesatan)
· "kitab salaf adalah Sampah busuk
yang harus kita kubur sedalam dalamnya."
Dan banyak lagi statement kontrofersialnya, Itu baru satu di
mesir. di Inggris lain lagi dia bernama"Mrs. Aminah Wadud" yang
memperbolehkan Wanita menjadi imam sholat dan khotib jum'at, Sholat Ju'mat
boleh campur dalam shof antara laki laki dan perempuan. Dlsb.Semoga kita
dijauhkan dari pemikiran seperti ini.
Liberal Indonesia juga tidak mau
ketinggalan,contoh kutipan yg menurut saya liberal;
·
"TUHAN MEMBUSUK.""kawasan bebas tuhan."
·
"Al-Quran adalah budaya manusia, oleh karena itu Al-Quran
boleh di injak."
·
"kaum LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender) harus kita
dukung."
·
"boleh menikah antara orang muslim dengan seorang
kafir." Dan lain-lain.
Jenis pemikiran
yang seperti ini banyak diminati oleh kalangan aktifis mahasiswa sebab
kebanyakan orang saat ini lebih suka ilmu yang instan dan sensasional. apalagi
dibarengi dengan gaya pembawaan yang Modern dan bahasa Kontenporer Sehingga
sangat mudah sekali untuk menjadi liberal dan mencari sensasi di media social.
Padahal kajiannya terbatas pada substansi judul tertentu saja, hal semacam ini
bagi kalangan pemuda NU yang di pesantren sangat mudah bagi mereka untuk mematahkannya.
Sebab kalangan liberal tidak memiliki Manhaj khusus seperti pemikiran
mutasyaddidin, dasar pemikirannya berdasarkan logika, filsafat dan trend yang
ada saja.
Seminar yang
berderet dan kajian panjang yang katanya untuk menyelamatkan Nadlatul Ulama sudah
sering dilakukan. jangan lupakan relefansi NU sebagai organisasi pemersatu,
kita perlu menyatukan kembali pemikiran kita agar generasi NU kita tidak
tertular dua virus yang berbahaya ini. Sebab sejak dahulu di Indonesia sangat
banyak kalangan pemuda yang kreatif pemikirannya turut berkontribusi untuk
bangsa dan agama. Namun biasanya kelemahan orang kreatif adalah susah untuk
dipersatukan. Kita berharap akan muncul sosok seorang ulama yang menjadi
pemersatu.
Jangan lupa Sikap dan pandangan sebagai nahdliyyin yang
mengembangkan keseimbangan atau al-tawazun.
Pola ini dibangun lebih banyak untuk persoalan-persoalan yang berdimensi sosial
politik. Dalam
bahasa lain, nahdliyyin, melalui pola ini ingin menciptakan
integritas dan solidaritas sosial ummat. Sebagian orang secara apriori menganggap bahwa dengan pola ini
nahdliyyinmenghendaki “Stabilitas”. Nahdliyyin juga
merupakan kelompok yang mendukung “kemapanan”struktural.
Sikap toleran nahdliyyin telah memberikan
makna khusus dalam hubungannya dengan dimensi kemanusiaan secara lebih luas seperti ajaran walisongo yang
masih identik dengan tradisi peninggalan jawa. Menjadikan islam begitu indah
Plularistiknya fikiran dan sikap hidup masyarakat adalah keniscayaan di indonesia. Dan
ini akan mengantarkannya pada visi kehidupan dunia yang rahmat di bawah prinsip
Ketuhanan allah Yang Maha Esa.
Menjadi
Nahdliyyin bukan hanyak soal ikut dan memilih Rois Tanfidziyah dan Syuriahnya
lalu bertengkar dengan orang yang berbeda pilihannya,atau ikut-ikutan
memperkeruh konflik internalyang justru akan menambah kekecewaan banyak orang.
tapi NU adalah sebagai manhaj kehidupan kita dalam menempuh jalan kepada Allah
s.w.t dan ridlo Rosululloh s.a.w.
NU tidak dibatasi oleh sebuah garis
tertentu, bukankah filosofi lambang NUadalah Bumi bulat yang di ikat dengan
tali persatuan. menunjukkan bahwa NU sangat Universal dari segala lapisan
masyarakat yang memiliki live skiil dan interpersonal skill yang berbeda
bersatu padu mencari barokah di dalam NU. "Bintang songo"9
bintang (wali songo) adalah lambang Ulama panutan bagi Nahdliyyin.
Pemuda NU merindukan sosok baru
penerus KH Wahid hasyim yang juga turut memberikan kontribusi bagi Negara
Indonesia, bagaimana dengan generasi pemuda NU sebagai calon pejuang Indonesia
jika akidahnya tidak benar???penyair berkata :
يَاعُلَمآءَالإِسلَامِيَامِلحُالبَلَد * كَيفَيَطِيبُالطَعمُإِذَاالمِلحُفَسَد
"Duhai para ulama' islam yang di
ibaratkan garam (pejuang) bagi Negara .
Bagaimana mungkin rasa suatu makanan (negara) akan
nikmat jika garamnya rusak."
Yang sering saya
dengar dari para masyayikh NU di Indonesia "BICARA NU BICARA
PERJUANGAN." Semua orang yang masuk kedalam NU ingin berjuang mengabdi
untuk Bangsa, Negara dan Agama. Oleh karena itu bisa kita lihat orang NU berjuang
dimana saja sesuai profesinya. Yang terakhir semoga kita para generasi pemuda
tetap istiqomah menjadi Nahdliyyin dan Semoga apa yang menjadi perjuangan kita
telah sesuai harapan para Muassis dan mendapat Ridlo ALLOH SWT.
Yaman 4 maret
2016
Re-editing