Solusi Untuk Sholat yang Sering Jebol (Terlewat) dan Ini Sumbernya

Kamis, 30 Juni 2016




Mungkin dari kita sering meremehkan hal sholat, sholat wajib karena kebanyakan alasan. Lalu bagaimana solusi untuk mengganti sholat wajib tersebut yang sudah banyak kita tinggalkan, apa yang harus kita lakukan.? Berikut solusinya, karena sholat wajib adalah salah satu Rukun Islam yang harus didirikan oleh setiap Muslim maka satu pun sholat tidak boleh ditinggalkan kecuali ada udzur Syar'i.

DiRepost dari DutaIslam.Com - Shalat kifarot atau kifarat adalah shalat yang dilaksanakan untuk menebus kewajiban shalat yang lupa atau tertinggal dilaksanakan. Kesempatan untuk mengerjakannya hanya sekali dalam setahun saja, yaitu setelah shalat Maghrib pada hari Kamis malam Jum'at terakhir di bulan Ramadhan, Kamis, 30 Juni 2016.

Menurut Sabda Nabi Muhammad Saw: Barang siapa yang selama hidupnya pernah meninggalkan shalat, tapi tidak dapat meghitung jumlahnya, maka sholatlah di hari Jum'at terakhir bulan Ramadhan sebanyak 4 rok'at dengan satu kali tasyahud akhir, tiap roka'at membaca surat Alfatihah 1 kali, surat al-Qodar 15 kali (Innaa anzalnaahu fii lailatilqodr dst), surat al-Fatihah 1 kali, surat al-Kautsar 15x.

Sahabat Abu Bakar Shiddiq ra berkata: Aku mendengar baginda Rosululloh bersabda, bahwa shalat tersebut sebagai kifarot atau pengganti sholat 400 tahun. Menurut Sayyidina Ali, shalat kafarat tersebut sebagai kafarot 1000 tahun.

Maka bertanyalah seorang sahabat: Umur manusia itu hanya 60-100 tahun, lalu untuk siapa kelebihannya? Baginda Rosul SAW menjawab: untuk kedua orang tuanya, istrinya, anak-anaknya, sanak familinya, serta orang-orang sekeliling di lingkungnnya.


Sedangkan untuk niat shalat kafarat tersebut adalah:
"Nawaitu Ushalli Kaffarotan Lima Faatani Minas Shalati Lillahi Ta'ala." 

Setelah shalat, membaca istighfar 10 kali:

 أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعِظِيْمِ الَّذِي لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ وَ أتُبُوْا إِلَيْكَ

Membaca shalawat 100 kali:

اللَّهُمَّ  صَلِّّ عَلَى سَيِّدِنَا محمّد

Lalu do'a khusus di bawah ini dibaca 3 kali.

Do'a yang pertama:





Bacanya: 

Alloohumma laa tanfa'uka tho'atii, walaa tadhurruka ma'shiyyatii, taqobbal minnii maa laa yan fa'uka, waghfirlii maa laa yadhurruka, yaa man idzaa wa'ada wa fii wa idzaa ta wa'ada tajaa wa za wa'afaa ighfirli 'abdin zhoolama nafsahu wa as'aluka, alloohumma innii a'uudzubika min bathril ghinaa wajahdil faqri, ilaahii kholaqtanii walam aku syai'un, warozaqtanii walam aku syai'an, wartakabtu alma'aashii fa innii mukiirullaka bidzunuubii. Fa in 'afauta 'annii, falaa yanqushu min mulkika syai'an, wa in adzdzabtanii falaa yaziidu fii sulthonika syai'an, ilaahii anta tajidu man tu'adzdzubuhu ghoirii, wa anaa laa ajidu man yarhamanii ghoiroka, faghfirlii maa bainii wabainaka, waghfirlii maa bainii wabaina kholqika, yaa arhamarroohimiin, wayaa rojaa'a saa iliin, wayaa amaanal khoo-ifiina irhamnii birohmatikal waasi'aati, anta arhamurroohimiin, yaa robbal 'aalamiin.

Artinya; 
Yaa Allah, yang mana segala ketaatanku tiada artinya bagiMu dan segala perbuatan maksiatku tiada merugikanMu. Terimalah diriku yang tiada artinya bagiMu. Dan ampunilah aku yang mana ampunanMu itu tidak merugikan bagiMu. Ya Allah, bila Engkau berjanji pasti Engkau tepati janjiMu. Dan apabila Engkau mengancam, maka Engkau mau mengampuni ancamanMu. Ampunilah hambaMu ini yang telah menyesatkan diriku sendiri, aku telah Engkau beri kekayaan dan aku mengumpat di saat aku Engkau beri miskin. Wahai Tuhanku Engkau ciptakan aku dan aku tak berarti apapun. Dan Engkau beri aku rizki sekalipun aku tak berarti apa-apa, dan aku lakukan perbuatan semua ma’siat dan aku mengaku padaMu dengan segala dosa-dosaku. Apabila Engkau mengampuniku tidak mengurangi keagunganMu sedikitpun, dan bila Kau siksa aku maka tidak akan menambah kekuasaanMu, wahai Tuhanku, bukankah masih banyak orang yang akan Kau siksa selain aku. Namun bagiku hanyaEnakau yang dapat mengampuniku. Ampunilah dosa-dosaku kepadaMu. Dan ampunilah segala kesalahanku di antara aku dengan hamba-hambaMu. Ya Allah Yang Maha Pemurah dan Maha Pengasih dan tempat pengaduan semua pemohon dan tempat berlindung bagi orang yang takut. Kasihanilah aku dengan pengampunanMu yang luas. Engkau yang Maha Pengasih dan Penyayang dan Engkaulah yang memelihara seluruh alam yang ada. Ampunilah segala dosa-dosa orang mu’min dan mu’minat, muslimin dan muslimat dan satukanlah aku dengan mereka dalam kebaikan. Wahai Tuhanku ampunilah dan kasihilah. Sesungguhnya Engkau Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Washollallahu ‘Ala sayyidina Muhammadin wa’ala alihi wasohbihi wasalim tasliiman kasiira. Amin.  

Do'a yang kedua:
Alloohummaghfir lilmu'miniina walmu'minaat, walmuslimiina walmuslimaat, wataabi'bainanaa wabainahum bilkhoiroti robbighfir war ham wa anta khoirur roohimiin, Washollalloohu 'alaa saiyyidinaa Muhammadin wa'alaa aalihi washohbihii wasallama tasliiman katsiiron. Aamiin.

Sampul Kitab A'lal Jawahir


Ulama Yaman Banyak yang Melaksanakan
Dalam kitab A’lal Jawahir disebutkan bahwa meskipun shalat kafarat ini masih dalam arus perdebatan para ulama, namun banyak ulama Yaman yang mengamalkan shalat ini dan sering disebut pula dengan shalat baro'ah (pembebasan). Bahkan, sebagaimana dinukil oleh al-Nasyiri, shalat tersebut tidak banyak ditinggalkan kecuali oleh hanya sebagian kecil orang saja. (hlm. 98).

Dalam kitab tersebut dijelaskan lebih lanjut kalau shalat kafarat atau baro'ah adalah titik pelebur (muhitd) orang-orang berilmu tinggi dan juga ahli fatwa. Para ahli wara' (wira'i), yang dikenal menguasai ilmu lahir dan batin melaksanakan shalat kafarot tersebut sesuai daerah dimana mereka tinggal.

Manusia-manusia mulia yang melaksanakan shalat kafarat itu antara lain, -yang disebut dalam kitab,- adalah Syeikh Abu Bakar bin Salim, Al-Imam Al Allamah Ahmad bin Zain al-Habsyi, Habib Umar bin Zain, Habib Ahmad bin Muhammad al-Muhdlor, Habib Salim bin Hafidz bin Syeikh Abi Bakar bin Salim,Habib Abdullah bin Abdurrahman bin Syeikh Abu Bakar bin Salim, dan lainnya dari kalangan ulamaYaman dan Hadramaut.

Perintah melaksanakan shalat juga datang dari Al Imam Al Hujjah al Habib Abdurrahman bin Abdullah Bilfaqih, yakni seorang ulama yang pernah disebut sebagai Allamah Ad-Dunya (paling alim seantero jagad) oleh Wali Qutub bernama Habib Abdullah al-Haddad. [dutaislam.com/ ab]
---------------------------


Sumber keterangan:
1. Kitab Fa Firruu Ilallah
2. Kitab A'lal Jawahir
3. Kitab Majmu'atul Mubarokah susunan Syeikh Shodiq al-Qohhani 
4. Al Imam Al Hafidz al Musnid Syeikh Abu Bakar bin Salim 
5. Habib Qurays bin Qasim bin Ahmad Baharun
6. Habib Umar bin Hafidz
7. Habib Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya Pekalongan
8. Syeikh Muhammad Fathurrahman Thoyyib al-Garwany, dan para ulama pengamal shalat kifarat lainnya yang masih banyak jika disebutkan. 



Re-Copyright @ 2015 Media Share Aswaja. Re-Designed by AvD from AvD | AvD Brawijaya